Rabu, 14 Mei 2025,
#Journaling
Senin, tanggal 12 Mei 2025, kemarin aku dan teman-teman merehatkan diri sejenak ke salah satu wisata air terjun terindah di Sumatera Barat, yaitu Air Terjun Langkuik Tinggi. Kebetulan tanggal 12 kemarin adalah tanggal merah, tanggal libur nasional, yang artinya hampir setiap orang pergi liburan dan dapat dipastikan jalanan bakal ramai akan orang-orang yang ingin memanfaatkan long weekend ini, demi menghindari sesak dan macet di jalanan, maka kami memutuskan untuk menepi ke air terjun… dan kamu tahu apa yang terjadi …? yang macet itu bukan di jalan raya… tapi di jalan / trek kita menuju air terjun ini yang macet nya minta ampun…. ngapain sih woiiiii ??? di hutan woiiii… !!!. Okey sebelum kita melanjutkan cerita nya, aku ingin memperkenalkan dulu sedikit tentang air terjun langkuik tinggi ini…
Air Terjun Langkuik Tinggi adalah destinasi wisata alam yang menakjubkan di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, lokasi tepatnya terletak di Jorong Nyiur, Nagari Malalak Barat, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Dari Bukittinggi, jaraknya sekitar 31–40 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam menggunakan kendaraan pribadi. Rute yang dapat diambil adalah melalui Simpang Padang Luar menuju Simpang Malalak, kemudian ke Jorong Nyiur hingga tiba di area parkir. Dengan ketinggian sekitar 100 meter, air terjun ini menawarkan panorama alam yang eksotis dan menantang bagi para pecinta petualangan.
Lokasinya di pinggir jalan kok (pintu masuknya ya, bukan air terjunnya), disana ada lahan parkir dan ada banner sebagai penanda lokasi destinasinya. Dari area parkir, pengunjung harus melakukan trekking sejauh sekitar 3 km dengan durasi sekitar 1,5–2 jam. Jalur trekking meliputi hutan, perkebunan dengan kemiringan hingga 70 derajat, serta menyeberangi sungai dengan bantuan tali yang disediakan oleh pengelola. Sebelum ke lokasi, pengunjung terlebih dahulu harus melakukan registrasi dan harus ditemani oleh pemandu untuk turun ke lokasi destinasi. Rincian harga tiket untuk aku kemaren, kalau tidak salah seperti ini :
Tiket Masuk: Rp10.000 per orang
Parkir: Rp5.000 per kendaraan
Jasa Pemandu (Opsional): Rp200.000 untuk 10 orang (team)
Fasilitas yang tersedia meliputi area parkir dan toilet umum di pintu masuk. Di sepanjang jalur trekking, pengelola telah menyediakan tali dan pijakan untuk membantu pengunjung melewati medan yang menantang. Namun, tidak terdapat warung makan di sekitar lokasi, sehingga disarankan untuk membawa bekal sendiri.
Air Terjun Langkuik Tinggi buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Disarankan untuk menghindari kunjungan saat musim hujan karena jalur trekking menjadi lebih licin dan aliran sungai lebih deras. Sedikit Tips Berkunjung kesana,
Pastikan kondisi fisik dalam keadaan prima.
Gunakan alas kaki yang nyaman dan anti-slip.
Bawa bekal makanan dan minuman secukupnya.
Gunakan tas anti air untuk melindungi barang elektronik.
Ikuti arahan pemandu dan patuhi peraturan demi keselamatan
Air Terjun Langkuik Tinggi menawarkan pengalaman petualangan yang seru dan pemandangan alam yang memukau.
Next, lanjut cerita tentang perjalanan kemarin. Jadi aku kemarin berangkat dari Bukittinggi, konvoi pakai motor, ada enam motor, dan ada teman juga yang menunggu 3 motor di persimpangan menuju malalak, jadi total kita 9 motor dengan orangnya 17 orang. Sampai di lokasi kita juga bertemu teman-teman yang lain sehingga kita turun ke bawah bersama-sama itu sebanyak 21 orang di luar pemandu. Kita membaur begitu saja dan berkenalan langsung di lokasi. Dapat teman baru lah ya ceritanya…
Perjalanan menuju air terjun nya cukup jauh ya, ditambah jalanan yang becek dan licin, namanya berpetualangan harus berani kotor donk ya,,, kena lumpur,,terpeleset, baju basah, itu hal yang biasa. Aku suka main ke air, tapi aku nya gak bisa berenang, udah sering belajar, tembus nya sampai bab meluncur saja, mengapung dan berenang gak lulus, kayaknya otak aku gak sampai deh.
Namanya perjalanan yang ditemani oleh air, sudah pasti badan basah-basah dan otomatis perut bawaanya lapar, iya kan ??. Sehabis kita puas foto-foto di air terjun utamanya, kita balik menyeberang ke pinggiran untuk makan, dan emang udah waktunya juga kita balik karena hari sudah sore, takutnya keburu gelap dan tidak ada penerangan untuk jalur balik. Karena aku tidak pandai berenang dan air sungainya makin deras, yang sebelumnya di seberangin dengan cara baik-baik sekarang aku balik nya dengan cara diseret, Ya Allah bg,, tangan ente kekar memang enak tarik saya yang mungil ini, sedihnya saya, ini tangan rasa nya putus dari engsel nya,,, ya walaupun begitu,,, kita harus tetap berterima kasih juga ya, karena sudah diseberangi, kalau gak bisa hanyut ini badan diri.
Sesi makan, kita makan bersama dengan nasi bungkus yang kita beli tadi di buka dan disusun memanjang, dan kita makan berhadap-hadapan, kalau bahasa kitanya, kita makan bajamba, tidak lupa dengan secangkir kopi panas. Nikmat tuhan mana lagi yang engkau dustakan.
Hal yang aku suka adalah, tidak peduli dia siapa dan rombongan mana, yang kita ketemu dan saling membaur itu hal yang luar biasa menurut aku. Kita benar-benar menyatu seperti kita sudah kenal lama, padahal mah namanya aja belum tau, cuma modal panggil abg dan kakak aja, tapi akrab nya seperti sudah kenal lama. Momen yang hangat dan cukup layak untuk dikenang.
Namanya perjalanan ya, pada saat berangkat full energi, pada saat balik itu kaki jalan nya udah di seret. Mungkin karena trek nya juga ya,, pada saat pergi jalannya menurun, pada saat balik jalannya mendaki, bawa badan yang udah basah kuyup ini ke atas terasa berat. Pendakian pun harus menyeret kaki yang sudah lelah.
Sesampainya di lokasi pendaftaran, kita masing-masing bergerak membersihkan diri dan mengganti pakaian menjadi pakaian bersih. Kocak nya adalah, aku kesana bukan pertama kali nya, sebelumnya aku kesana pergi membawa baju ganti dan perlengkapan mandi, dan yang pergi saat ini, teman-teman pada gak bawa baju ganti, karena malu dianggap rempong atau lemah, atau anak manja, baju yang sudah aku siapkan sebelumnya aku tinggal, dan aku hanya membawa botol air, topi, dan hoodi. Bersyukur hoody yang aku punya tebal baju kaos yang dipakai tadi bisa ku lepaskan, tapi pinggang ke bawah basah, cuma bisa dicuci lumpur nya saja. Pakain basah dibawa naik motor di hari yang sore dengan cuaca yang lembab, tahu gimana rasanya ? menggigil… ini tangan dan kaki mati rasa kawan. Hari sudah maghrib, kita mampir di pinggir jalan untuk minum yang hangat-hangat, yaitu kopi tatungkuik. Kopi ini adalah kopi khas daerah malalak. Kopi tatungkuik ini adalah kopi biasa gelasnya di tungkupkan ke wadah, jadi cara minumnya adalah kopinya kita serut dari wadahnya.
Seperti yang aku sampaikan sebelumnya kita akrab hanya bermodalkan kata abang dan kakak, kita saling tukar nama dan tukar instagram adalah disaat kita minum kopi ini, bayangkan.. ? dengan banyaknya waktu yang kita punya di lapangan tadi, kita ingat untuk bertanya nama adalah pada saat kita akan berpisah di kedai kopi ini. Dimana masing-masing kita akan memiliki rute perjalanan yang berbeda, ada yang ke maninjau, ada yang ke padang panjang, ada yang ke bukittinggi, dan ada yang ke pekanbaru.
Lelah, cukup lelah, bahagia sangat bahagia, walaupun nanti ini kaki pegal nya minta ampun. Namun perjalanan ini menarik untuk diceritakan, pengalaman ini baik untuk disimpan dan kisah ini manis untuk dikenang kembali.
Muda berkelana, tua bercerita
0 Komentar