6 Desember 2024, 6.43 PM

Malam semuanya, Alhamdulillah baru selesai shalat magrib walaupun rasanya tidak khusuk dan tidak ada kenyamanan, sedih banget rasanya tapi mau bagaimana lagi hati sedang berkecamuk. Otak dan hati sedang berperang.

Ada sebuah pesan yang berbunyi, “Carilah Allah didalam hatimu”. Kondisi ku sekarang sangat-sangat sulit untuk mencari itu, dengan penuh sadar aku katakan jika itu memang salahku, mimpi ku yang terlalu besar, tangan kecil ku yang terlalu menentang takdir, berharap bisa menggenggam dunia, namun pada akhirnya aku lah yang ditelan oleh dunia ini. Hidup dalam kecemasan dan ketakutan, setiap saat jantung berdebar berirama bukan karena bahagia melainkan serasa malaikat datang untuk mencabut nyawa. Dengan tubuh kecil ini aku hadang semua badai yang datang. Menggigil kedinginan dengan air mata yang membeku, bungkam seribu bahasa, tidak tahu kemana kaki ini untuk melangkah dan mencari tempat untuk berlindung. Terasa senyap dan sunyi. Disaat semua orang bergantung ke pundakku, lalu kemanakah aku harus bersandar ?.

            Tuhan salahkan jika aku ingin bahagia ? salahkah jika aku ingin semuanya baik-baik saja ? Tuhan sungguh aku telah terjerumus dalam kegelapan dan kapan cahaya akan aku temui ? Lelah kaki ku berjalan terus dan terus Tuhan. Sudah tidak terhitung lagi berapa luka yang tergores di jiwa ini, dan berapa luka yang tak kunjung membaik. Tuhanku, sungguh aku bersedih atas semua nasib ini, aku hanya anak perempuan yang ingin melindungi mama dan adik-adikku dari kesedihan dan kelaparan, semakin aku berusaha memberikan yang terbaik semakin jalan yang aku temui jurang dan tersesat. Apakah ada yang salah dengan niatku yang sederhana ini tuhan ? kenapa rasanya hal hal yang ingin aku berikan untuk orang lain terasa sulit Tuhan ? Aku dedikasikan diriku kepada orang tua dan keluarga ku, bukannya hal yang baik yang datang malah ke khawatiran yang tiada ujungnya yang datang. Sungguh aku tidak sanggup lagi untuk melangkah Tuhan, seluas ini langit dan bumi Mu tapi terasa sempit bagiku, bahkan bernafas saja terasa sulit bagiku di antara banyaknya oksigen yang kau tebar di atas bumi ini Tuhan.

            Tuhan tidakkah layak jika aku ingin berbakti kepada orang tua dan keluarga ku Tuhan ? kenapa jalan yang kau berikan berduri seperti ini ? sungguh hancur jiwaku, bahkan untuk menangis saja aku tidak mampu lagi, menangis untuk diriku sendiri. Lucukan ?, diriku sendiri tidak menyayangiku lagi, jiwa ku sudah hancur untuk di perbaiki. Jalan ku di depan sana tidak terlihat lagi. Dunia ku hancur, mimpi ku sudah hilang, jiwa ku sudah rusak, semangat ku telah pudar, dan air mataku pun sudah kering. Hanya raga dengan jiwa kosong yang ada saat ini. Berjalan maju tanpa tujuan dengan sisa-sisa tenaga yang ada.

            Setiap hari ku mempositifkan diriku, setiap hari aku selalu mengatakan,” semua akan baik-baik saja”, semua akan berlalu. Tapi nyatanya semuanya menjadi berantakan, semuanya menjadi tidak baik-baik saja. Tidak segampang itu, namun aku selalu meyakinka diri bahwa semuanya akan terlewati, seperti air yang selalu mengalir.

            Aku terlahir tanpa diistimewakan oleh siapapun, bekerja keras dan bergantung hanya kepada diri sendiri. Selalu berusaha memberikan yang terbaik, tapi ini dunia tidak selamanya apa yang kita usahakan akan memberikan hasil yang kita inginkan. Ada harga yang harus dibayar untuk setiap hasil yang kita inginkan. Inilah harga yang harus aku bayar, sendirian dengan penuh kekahwatiran. Sendirin dengan penuh kesedihan. Sendirian dengan jiwa penuh ketakutan. Berharap waktu bisa berlari dengan cepat hingga semua masalah juga lenyap dengan cepat.

            Tuhan denganlah rintihan hati ini, ada banyak rasa yang tidak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata, bahkan doa pun tidak mampu aku rangkai untuk membujukmu membantuku. Tuhan aku hanyalah gadis kecil yang hanya bisa merengek dan menangis.Tolong ulurkan tangan mu untuk menarikku dari jalan yang gelap ini dan tolong izinkan aku dan keluargaku bahagia. Bahagia dalam kesederhanaan kami. Tuhanku.

            Aku hadiahkan puisi ini untuk diriku sendiri, potongan puisi yang aku temui di beranda akun sosialku, untaian kata yang mewaliki jiwa ini..

Elder Daughter

She loves her family, but prefer to be alone.

She is kind but, little things make her angry.

She have a childish heart but, have many responsibilities

She have trust issues but, is tell everything when she’s comfortable

She take care of everyone but, when it’s her turn everyone get blind

She love her comfort zone but, wanna be successful and independent girl who don’t need anyone

She hate when her parents fight but, try to understand both sides of their perspective

She solve everyone’s problem but, when she get into any problem she run to god

She loves her siblings but, act tough with them

Trust Me,

Berada di fase kasian sama diri sendiri dan maksain buat terlihat baik-baik saja,

It’s hurts a lot.