5 Desember 2024
Pa, kakak capek pa. Tahukah papa, dua malam ini kakak terasa ingin pergi untuk selamanya dari bumi ini, sungguh kakak tidak bisa lagi bantu keluarga kita pa. sudah banyak langkah yang kakak ambil hingga akhirnya langkah tersebut membawa kakak ke dalam jurang kehancuran. Tahukah papa, tiap malam kakak tidur dengan air mata ditemani dengan suara-suara di kepala yang sangat berisik. Kakak peluk sendiri luka ini didalam kesendirian mencoba menjalani hidup dengan sebaik-baiknya, terlihat seolah semuanya berjalan lancar dan terlihat baik-baik saja, kakak menangis tanpa suara di tengah orang-orang yang tertidur lelap, sampai rasanya kakak sudah kehilangan rasa didalam hati ini, hanya ada ketakutan. Tapi tenang saja pa, semua konsekuensi atas keputusan ini, atas nasib ini, akan aku tanggung sendiri pa. Tidak akan kakak biarkan anggota keluarga yang lain menjadi resah dan ikut terseret dalam masalah kakak. Kakak pastikan itu. Nyawa kakak taruhannya.
Tidak peduli kemana takdir membawa nasib badan ini, biarkan saja semuanya mengalir seperti air. Aku lepaskan semuanya. “Dima tumbuh disitu siang”. Terjang saja badainya, jangan ubah tujuannya, kapal sudah berlayar. Tidak ada jalan untuk kembali. Pilihannya sekarang hanya ada dua, berjuang atau tenggelam. Dalam penghiburan diriku, aku bermimpi akan duduk sambil tersenyum menatap langit dan berkata, sulit sih tapi berhasil. Kapan nya itu ? aku tidak tahu, sekarang hanya mencoba bertahan hingga sampai waktunya habis. Disaat jam pasir yang mengukur tertuang habis semuanya ke wadah.
Memang betul ada nya, tidak semua anak perempuan daddy’s princess, some are mama’s warriors. And I said, Don’t worry mama, your daughter is warrior . Capek ? apa itu capek ? hanya kata untuk menghibur diri. Tidak ada ruang untuk bisa berkata capek. Bahkan di saat dunia ku sendiri hancur, aku harus selalu ingat bahwa aku seorang kakak dan seorang anak perempuan pertama yang tidak boleh kalah sama pahitnya kehidupan.
Terkadang aku ingin sekali menangis secara keras dan memberitahu mama bahwa putrinya sudah tidak baik-baik saja, she’s so exhausted from the world. And papa, I'm already losing my mind. I wish i’ve the courage to tell my mom and my papa what hurts me. Always wanted to disappear until things got better, but you knew life will never give you everything you want.
Aku sadar, sebagai seorang putri dari kedua orang tuaku, orang tua ku tidak pernah khawatir, dan ini sudah dimulai dari semenjak dini. Di Dalam otak ini sudah tertanam jika aku adalah perintis bukan pewaris. Aku adalah pejuang yang harus selalu bergerak untuk mendapatkan apa yang aku mau dan melindungi orang-orang disekelilingku, satu per satu tanggung jawab kehidupan telah berpindah tangan dan bertengger di atas pundakku. Mereka mengharapkanku untuk menjadi seorang anak yang mandiri dan bisa menghandle semua persoalanku. Mereka percaya jika aku mampu melewati harapan mereka. ya harapan orang tua yang tinggi. But what they don’t realize is that being the child they don’t need to worry about makes me scared of disappointing them. I’m so afraid that if I stop acting the way they expect, they will forget who I am supposed to be. So, I am here alone, pretending I don’t need anymore, dealing with every problem by myself. But the truth is, I wasn’t independent because I wanted to be. I was independent because I had no other choice.
Apa yang harus aku lakukan lagi, selain bangkit, lanjut untuk berjuang dan bertahan. Mengeluh pun aku tidak bisa, semua tahu, apa dan bagaimananya. And papa, kakak dengan penuh sadar dan lapang dada menerima semua ini, kakak tidak marah ataupun membenci papa, hanya saja kakak tidak mengerti akan semua ini. kakak hanya bisa menerima semuanya, karena papa lah kakak ada hari ini. Ingatlah papa, disaat semua orang membenci papa, disini kakak sangat-sangat menyayangi papa melebih rasa kecewa dan sedih kakak atas nasib ini. Seperti daun yang tidak menyalahkan angin penyebab dia terjatuh, begitu pula kakak terhadap papa. Sehat-sehat pa. Kakak hanya mengatakan kakak lelah pa, dan kakak tidak melihat jalan untuk pulang, hanya ada jalan untuk terus maju dengan jalan berduri pa. Kakak terima dan pahami semuanya walaupun sebenarnya kakak tidak paham. Kakak tutup mata dan telinga kakak, dan lapangkan hati untuk semua ini. Satu yang ingin kakak tanyakan pa, pernahkah sekali saja papa bangga kepadaku dan menyayangiku ? ingin sekali aku merasakan cinta dan kasih sayang seperti anak perempuan di luar sana, tapi kembali lagi i’m not daddy princess but mama warriors.
Cukup senyumin aja, dimana sampai maka disanalah berakhirnya chapter kehidupan ini dan berakhirlah kisah hidup ini. Selesai pula satu buku kisah kehidupan anak manusia.
Ya Allah, bukan untukku Ya Allah, tapi untuk keluarga dan orang sekitarku aku memohon dan mengemis kepadaMu lancarkan proses ku dan jangan biarkan aku meninggalkan beban untuk mereka semua, tapi bisa memberikan cinta dan kasih serta memori indah untuk mereka.
0 Komentar