“love yourself”, “be yourself”, dan banyak lagi kata-kata yang mendorong kita untuk mencintai diri kita sendiri. Aku yakin semua orang tau artinya dan semua orang tahu maksud dan tujuan dari kata-kata diatas, tapi tidak semua orang tau bagaimana caranya. So im, aku juga tidak tahu cara mencintai diri aku sebenarnya. Sejujurnya aku tidak tahu harus memulai dari mana, yang pasti aku sedang dalam proses. Proses belajar, belajar mencintai diri sendiri, proses belajar menerima diri sendiri, dan proses memaafkan diri sendiri.

Belajar mencintai diri sendiri itu ternyata gak gampang. Dalam proses belajar mencintai diri kita sendiri ternyata ada tantangan yang luar biasa. Ternyata didalam diri kita ini ada si penjahat yang sangat membenci kita. Ada si penjahat yang selalu menghasut kita, si penjahat yang selalu mematahkan semangat kita, si penjahat yang selalu menghakimi diri kita. Si penjahat yang tidak ingin kita bahagia. Dia adalah kita di sisi gelap kita. Hingga hari ini aku masih berfikir dan mencari jalan bagaimana cara membunuh penjahat itu. Bagaimana cara menghilangkan penjahat itu. Tapi di satu sisi aku berfikir, si penjahat itu ada benar juga. hadir dia berperan didalam hidup kita. Dia berperan menyadarkan diri aku sendiri. Dia menyadarkan kan aku yang bukan siapa-siapa yang masih tertinggal. Dia, si penjahat yang tinggal di dalam nyawa ini menyadarkan aku akan realita hidup ku.  Dia mengingatkan diri ku dengan cara menyakiti diri ku. Mental health ku menjadi sasaran utama nya. Walaupun demikian, aku tetap membenci si penjahat itu. 



Perjalanan mencintai diri sendiri ini tidak gampang dan jalan yang ditempuh masih jauh. Dulu, aku setiap kali ada masalah, aku selalu menyalahkan diri aku sendiri, aku mengambil penuh semua tanggung jawab, menyelesaikan semua hal sendiri. Terbiasa apa-apa sendiri, menyimpan banyak hal sendiri, mengubah aku yang ceria menjadi pendiam. Mengubah aku yang naif ini tidak percaya kepada orang lain, bahkan pada diri sendiri pun aku tidak percaya. Dulu aku sering nangis, menghayal, dan selalu berkata “seandainya jika aku tidak begini.. “, menyesali banyak hal, bahkan pernah berfikir kalau aku tidak berguna, dan berfikir lebih baik tidak terlahir di dunia ini. Berpikir enak menjadi bayi-bayi yang meninggal di awal dan dengan santainya menunggu orang tua nya di surga. Banyak rasa iri dan sedih yang aku miliki. Namun seiring berjalannya waktu. Banyaknya artikel tentang isu kesehatan mental yang aku baca, ternyata aku tidak sendiri di dunia ini. Ada banyak orang yang mungkin lebih parah sakit dan rusaknya dari diri aku. Dan aku harus bersyukur, aku sadar akan kekurangan dan kelemahanku, dan aku harus bersyukur aku tahu kondisi aku berada di level berapa. Dan aku harus bersyukur ternyata aku kuat, aku lebih kuat dari yang aku bayangkan. Aku harus bersyukur, ternyata aku hebat dari mereka. Dan aku tidak perlu membandingkan diri ku dengan orang lain. Aku berdiri di atas kaki ku sendiri, aku berjalan dan berlari di jalan aku sendiri, dan aku berada di waktu aku sendiri. Aku tidak sedang berlomba dengan siapa-siapa, aku hanya belajar jalan dan belajar berlari untuk diriku yang lebih baik. 

Sekarang setiap kali aku lagi down, aku selalu bilang terimakasih kepada diri ini. Terimakasih telah berjuang, terimakasih telah kuat, terima kasih telah bertahan. Aku bangga kepada diri aku, aku bangga dengan cara aku menyelesaikan masalah, aku bangga dengan cara aku memandang masalah, aku bangga kepada diri aku yang setiap hari bilang menyerah tetapi selalu muncul rencana-rencana baru, walaupun rencana itu belum terealisasi, aku bangga terhadap diri aku yang menyerah terhadap mimpinya kembali menyusun rencana untuk menggapai mimpi yang baru. Aku bangga terhadap diri aku sendiri, yang masih nothing ini ternyata berguna juga untuk orang lain, minimal tidak menjadi beban bagi orang lain, tapi malah menjadi penyelamat untuk beban orang lain. Aku bangga terhadap diri aku sendiri, dimana aku bisa kuat menghadapi peperangan dalam jiwa dan otakku. Aku selalu mengatakan kepada diriku bahwa aku adalah pejuang dan aku pemenang dalam pertempuran ku. Walaupun orang lain tidak tahu aku memenangkan apa. Tapi bagiku, aku adalah pemenang. 

Apakah artinya aku tidak menangis secara diam-diam lagi ? apakah ini artinya aku tidak OVT lagi ? No.. Big No..
Aku masih sering nangis, bahkan lebih sering dari yang dulu-dulu, bedanya.. sekarang habis nangis itu aku merasa plong. merasa ringan.. merasa bebanku berkurang, walaupun sedikit. Tapi setidaknya batu ganjalan di hati ini telah lepas. Dan aku masih sering over thinking. Saking seringnya OVT, tiap kali ada masalah selalu menjadi beban pikiran bagi diri aku. Tapi gak masalah, aku belajar  mengarahkan mindset aku ke arah yang positif.

Masalah adalah ujian untuk naik tingkat level kehidupan. Masalah bukan hal yang buruk, masalah adalah bukti cinta yang maha kuasa terhadap diri kita. Yang perlu kita lakukan adalah terima dulu masalahnya, hadapi, dan nikmati. Matahari memiliki waktu terbit dan terbenamnya, begitu juga masalah, masalah punya waktu datang dan pergi juga. Hujan memiliki kuantitas hujan yang berbeda, kadang hujan rintik, kadang hujan lebat, kadang hujan badai. Begitu juga masalah, kadang masalah sepele, kadang masalah kecil, kadang benar-benar masalah yang rasanya berat sangat dan kita merasa tidak mampu menghadapinya. Bagaimanapun jenis hujannya selalu ada pelangi di ujung waktunya, bagaimana pun besar kecilnya masalah selalu ada hikmahnya, selalu ada kebaikan di ujungnya. Kita hanya perlu membaca yang tersirat bukan hanya yang tersurat. 

Banggalah kepada diri kita masing-masing, maafkan diri kita yang dahulu. Masa lalu akan tetap di masa lalu, mereka tidak akan pernah ada dimasa depan. Tinggalkan semuanya di tempat mereka masing-masing. Maafkan diri kita sendiri, walaupun tidak semua hal yang terjadi bisa dimaafkan. Ingatlah, tidak ada seorang makhluk pun di bumi ini yang tidak berdosa, yang tidak membuat kesalahan kecuali malaikat. Kita tidak tahu saja apa masalah mereka, karena mereka pintar dalam menyembunyikan dan menyelesaikannya. Dan kita harus juga bisa seperti mereka. Kita harus bisa mencintai diri kita sendiri, memaafkan diri kita sendiri, karena kita berhak bahagia. 

Definisi sukses dan bahagia belum aku temukan, yang pasti aku berhak untuk sukses dan bahagia. Aku hanya perlu bertahan dan tetap berjalan. Aku yakin akan menemukan kotak sukses dan kotak bahagia aku dimasa depan nanti. 

Semangat, dan libatkanlah Dia sang penguasa langit dan bumi dalam setiap perjalanan ini. Hidup ini hanya butuh sabar dan syukur. Yang paling penting tetap sujud. Terwujud atau tidaknya tetap sujud. Tugas kita sebagai hamba adalah ikhtiar, doa, dan tawakal. Ikhtiar dan doa saja selalu, hingga nanti dikabulkan oleh Allah SWT. Berusaha saja hingga nanti berhasil, karena setiap langkah dan takdir terbaik kita sudah Allah SWT aturkan sedemikian rupa. Yang perlu kita lakukan adalah kompromi dengan diri kita sendiri, sayangi diri kita sendiri, maafkan diri kita sendiri, dan bahagiakan diri kita sendiri. Bagaimana kita melindungi orang-orang disekeliling kita, jika mengurus diri sendiri saja kita belum mampu. 

Tulisan ini bukanlah sebuah karya ilmiah yang berdasarkan sumber buku atau kitab, ini hanya apa yang tersimpan di dalam hati dan otakku. Aku hanya menghibur diriku melalui tulisan ini, hasil percakapan otak dan hati setelah membaca sebuah frasa.