Describe yourself in three words

 DAY 1 #30DayWritingChallenge

Bukittinggi, 9 Agustus 2024

Hallo teman-teman aku semuanya, Senang bertemu kembali ☺. Setelah lama menghilang aku kembali ☺  Aku pengen nulis di blog ini lagi, pengen cerita lagi kepada semuanya. Sebenarnya aku setiap hari menulis, cuma ya sampai di buku jurnal harian aja, bukannya gak pengen di share di blog cuma ya emang gak sempat aja dan kadang lupa dan akhirnya gk ada niat lagi… . Mama aku bilang aku itu cocok untuk peribahasa yang berbunyi "hangat-hangat tahi ayam", semangatnya di awal aja, pas di tengah jalan semangatnya mulai kendor dan akhirnya luntur,, Itu lah salah satu masalahku, susah untuk “konsisten”.  Oleh karena itu, aku pengen men- challenge diri aku pribadi untuk konsisten menulis selama 30 hari. Untuk topiknya aku ambil secara random dari internet, hasil screenshot. wkwkwk. Let’s Go ..😍


Describe yourself in three words




Tiga kata yang menurut aku dapat mendeskripsikan diriku secara pribadi antara lain

Hard- Working

Dengan bangga aku mengikrarkan kalau aku termasuk kedalam barisan independent woman. Why ? Karena aku selalu sendiri dan selalu berjuang untuk mendapatkan apa yang aku inginkan sendiri. Dari kecil aku dididik untuk selalu bekerja keras oleh mama ku, mama selalu bilang, kita ini pejuang, harus berjuang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. 


Aku masuk sekolah dasar itu di tahun 2004, tahun 2003 aku dan keluarga masih tinggal di batam. Karena tahun depan aku harus sekolah maka di pertengahan tahun 2003 (Untuk bulannya aku gak ingat) kami balik ke kampung halaman, dengan nama kecil kampungnya balik bukik. Tahun 2003 itu aku seharusnya masuk kelas taman kanak-kanak, karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak mendukung, makanya aku tidak TK (Aku satu-satunya anak mama yang tidak mengenyam taman kanak-kanak). Lalu bagaimana cara mama ku mengenalkan dunia pendidikan kepada ku ? Dengan cara dia yang ngajar aku sendiri. Beliau membuat papan tulis kecil ukuran 60 x 60 cm lah kira-kira dan warnanya putih, untuk menulisnya tahu pakai apa ? pakai arang, bukan kapur ya .. pakai puntung arang bekas kayu bakar beliau habis masak. Melalui papan tulis itu aku mengenal yang namanya abjad atau huruf. Lalu latihan menulisnya gimana ? aku belajar menulis di atas kertas bungkus obat nyamuk. dibalik cover bungkus obat nyamuk itu kan kosong dan kertasnya juga tebal, kadang di bungkus barang lain yang memiliki ruang untuk di tulis, jadi gak ada namanya buku tulis hanya menggunakan barang bekas. Aku belajar menulis disitu. Makanya jika adik-adik aku malas belajar atau membuang-buang kertas buku, aku bakal sedih dan bakal ingat kilasan waktu aku belajar dulu. 


Setiap malam aku dibimbing mama ku. Mamaku punya rasa sabar yang tipis dalam mendidik anak, bisa dimaklumi juga karena aku anak pertama dan beliau juga dalam proses belajar menjadi seorang ibu tanpa ada bimbingan dari orang tuanya sendiri dan jauh dari sanak family, jadi banyak malam yang aku juga menangis kena marah karena tidak mengerti atau lupa-lupa akan penjelasan beliau akan materinya. Karena mama fokus mengajarkan aku menulis dan membaca, akhirnya lupa mengajarkan aku berhitung dan aku di hari pertama pindah sekolah kelas satu SD langsung dapat hasil 0 besar karena gak bisa berhitung. Aku tidak mengenal angka apalagi penjumlahan dan pengurangan. ini ada ceritanya nieh..

Tahun pertama aku kelas 1 SD itu di SD dekat kampung halaman, kelasnya di lereng bukit, karena ada konflik keluarga yang mengakibatkan aku sekolah di SD tersebut hanya 4 hari (Senin-Kamis), selama waktu itu sekolah nya hanya mengajarkan mengikuti buat garis lurus naik dan turun,  maksudnya mengajarkan cara pegang pensil yang benar, dan aku ingat sekali nyanyiannya “ Naik Gunung, Turun Gunung” hasil tulisannya seperti garis miring.  Sementara posisinya aku sudah bisa membaca dan menulis, bukannya sombong ya, tapi ini hasil didikan militer.  Seragam yang aku punya juga baru baju merah putih dengan potongan pendek semua (rok pendek, baju pendek) tidak pakai jilbab. satu minggu aku tidak masuk sekolah, demi menyelesaikan konflik keluarga, akhirnya kami sekeluarga memutuskan pindah ke kecamatan Payakumbuh timur dari kabupaten 50 kota. 


Demi melanjutkan pendidikan aku yang sudah terhenti selama satu minggu, aku di daftar ulang ke sekolah baru nama SD nya dulu SD 12 kota Payakumbuh sekarang berubah menjadi SD 32 Payakumbuh. Awal nya aku ditolak dengan alasan umurku tanggunglah (6 bulan lagi baru genap 7 tahun), dan alasan lainnya aku tidak melalui pendidikan taman kanak-kanak, dan aku akan kesulitan mengejar ketertinggalan teman-teman yang sudah belajar hampir jalan dua minggu. Dengan penuh permohonan papa dan mak etek ku (paman kecil ku) memohon kepada kepala sekolah untuk menerima ku. Entah apa yang aku pikirkan waktu itu, dengan santainya aku (kita semua) yang duduk di sofa aku bergerak grasak grusuk dan aku melihat di atas meja salah satu guru di sana terdapat sebuah buku paket belajar dan dengan gamblangnya aku mengeja setiap katanya yang merupakan judul buku paket itu, nama buku nya Buku Bina Bahasa dan Sastra Indonesia penerbitnya Erlangga, hal itu membuat kepala sekolah terkesan yang pada akhirnya memutuskan untuk menerima ku. Mungkin itu juga kuasa yang maha esa dan mengaturnya sehingga aku berinisiatif untuk membaca judul buku tersebut dan negosiasi aku masuk sekolah dilanjutkan dengan tes membaca, baru aku diterima di sekolah tersebut. Ujian hari itu tidak sampai disitu saja, jam pelajaran  yang berlangsung ternyata matematika dengan topik penjumlah dan pengurangan, jam pelajaran itu lah aku mendapatkan nol terbesar dan terbaik serta Nol pertama ku. Gak sampai disitu saja, dikelas mewarnai aku membuat rumah dan pohon menggunakan penggaris dengan semua item gambarnya warna hitam, puaslah aku diketawai oleh teman-teman kelas ku, dihari pertama aku pindah, dapat nilai nol dan tidak mengenal warna dan tidak ada bakat menggambar (Sampai sekarang juga tidak ada bakat di seni rupa). insecure nya lagi disana siswa barunya udah pakai jilbab dengan baju dan rok panjang sementara aku cuma pakai baju dan rok pendek. Oh ya, nama ibu kepala sekolah yang waktu itu menerima ku adalah ibu Hj, Nastati biasa dipanggil bu Tati. Terimakasih banyak-banyak ibu sudah memberikan kesempatan kepada ku untuk bersekolah disana. itu sepenggal cerita pengalaman aku di sekolah dasar, masih banyak cerita lainnya sebenarnya (di chapter selanjutnya saja ya). 


Ini salah satu bentuk perjuangan ku untuk bisa masuk sekolah, untuk menjalankan hari-hari sekolah aku pernah yang namanya mulung, ngumpulin barang bekas untuk di jual lagi biar dapat uang jajan untuk ke sekolah, uang jajan ku waktu SD 2000 Rupiah kalau gak salah ingat. Aku juga pernah ngumpulin buah dama yang sudah matang / busuk yang jatuh-jatuh dari pohon di semak-semak untuk di jual ke pengumpul dipasar, pernah juga ikut bantu mama ke sawah orang, bantu nyebarin padi yang bakal mama tanam. ini semua waktu SD ya, waktu SMP, SMK, Kuliah beda lagi sakit perjuangannya). Pointnya aku harus berusaha dulu untuk bisa mendapatkan apa yang aku inginkan. Ingin punya baju dan sepatu baru, harus nabung dulu, pengen punya ponsel harus nabung dulu, pengen jalan-jalan nabung dulu. Aku bisa tidur ditempat yang namanya hotel, mandi di bathub ala orang kaya, bahkan naik pesawat pertama dan terakhir (untuk saat ini) butuh perjuangan dan usaha dimana orang lainnya cuma butuh mintak kepada orang tua mereka sementara aku harus belajar secara keras serta mencari peluang biar bisa ikut kompetisi, biar ada yang mau bayarin, biar ada dapat gratisan dan akhirnya bisa menikmati fasilitas itu. Sampai sekarang aku belum pernah naik pesawat lagi selepas terakhir dibayarin itu. Tidak ada aku nikmati lagi fasilitas menyenangkan diatas setelah masa pendidikan ini selesai.


Kadang kali usaha dan hasil yang aku dapatkan tidak seimbang (Aku rasa/ menurut perasaan dan pemikiranku pribadi) tapi gak masalah mungkin itu pula cara  Allah mengajarkan aku untuk berusaha lebih lagi, bekerja lebih keras lagi, karena jika aku mendapatkan yang terbaik untuk semua usaha yang aku lakukan, Allah takut aku berpuas hati sehingga lupa kepada sang pencipta yang punya kendali, dan bakal merubah aku menjadi hamba yang sombong, oleh karena itu aku masih di posisi untuk terus bekerja keras dan lebih keras lagi bersama dia, sang pencipta Alam dan isinya.


Cheerful

Seperti yang teman-teman semua tahu, aku adalah anak perempuan pertama, cucu pertama yang kebetulan perempuan pula, serta memiliki banyak adik (3 orang yang kandung, alhamdulillah tidak ada yang tiri, hanya ada sepupu-sepupu). Terlahir dari keluarga yang sederhana dan complicated seringkali membuat aku susah untuk mengekspresikan perasaanku menyampaikan apa yang aku rasa, apa yang aku butuhkan, dan apa yang aku inginkan. Pada akhirnya terlatih untuk menyimpan semua hal di dalam hati dan pikiranku dan aku terbiasa menghandle semua hal sendiri. Disatu sisi aku harus terlihat paling baik-baik saja, harus terlihat kuat, harus terlihat bahagia, dan harus bisa menghibur dan menenangkan semua orang. Jadi aku sering membawa orang-orang sekitar aku untuk selalu berpositif, selalu tertawa, bahagia, tenang untuk semua hal yang terjadi didalam hidup ini khususnya kepada adik-adikku. Karena sesungguhnya aku takut jika mereka miliki yang namanya trauma masa kecil, dan aku sangat membenci hal itu, cukuplah rasanya aku yang menjadi korban dari semua ini. 


Kondisi seperti ini yang membawa aku untuk mengikuti suasana dari luar, mood yang timbul dari luar, maksudnya aku terbiasa tertawa dan senang dengan semua orang, terbiasa bahagia bersama mood orang disekitarku, terbiasa mengikuti emosi orang-orang disekitarku. Bahkan untuk orang yang belum kenal siapa aku seringkali menyebut aku seorang mood booster, saking seringnya aku menghibur orang, membuat lelucon gak penting dan menurut aku joke aku juga gak lucu, hanya mereka yang menganggap lucu. I don't know why Actually. Walaupun begitu aku bersyukur juga bisa menghibur orang-orang disekitarku. 


Bukti lain aku orang cheerful adalah aku orangnya gampang tertawa, gampang membuat orang lain tertawa juga. Pernah suatu ketika aku didalam sebuah forum pengajian, kelompoknya kecil cuma berisi 10 orang. Semua teman-teman pengajianku itu pembawaanya adem banget, lembut, ngomongnya aja pelan, berbanding terbalik dengan aku yang pembawaanya ceplas ceplos, suara keras, kadang suka bercanda saat ibuk ustazahnya menjelaskan tentang kajian, bahkan ibuk bimbingan ngaji nya bilang, aku itu cocok untuk stand up comedy, bahkan beliau mengusulkan acara tahunan nanti ada acara stand up comedy. Didalam hati aku berfikir, emang aku selucu itu ya ? disuruh betul aku ngelawak dengan senang hati aku akan mengatakan TIDAK, karena aku bukan pelawak dan aku tidak ada materi untuk di lawakkan. aku hanya menyampaikan apa yang ada di dalam pikiranku secara gamblang. Aku orangnya memang se ceplas ceplos itu. Karena sikap dan kepribadian aku berbanding terbalik dengan teman-teman pengajian yang lain, akhirnya aku memakai jurus mundur alon-alon dari kelompok pengajian. Jangan ditiru ya perilaku aku ini.

Ya point nya aku adalah orang yang ceria, mudah tertawa, dan suka menghibur orang lain. 


Simple

Aku pribadi yang sangat-sangat simple, sangat sederhana, bahkan mimpiku pun juga sederhana, hanya ingin punya rumah sendiri walaupun kecil dan semua keluarga ada disana, yang penting milik kita sendiri dan bisa melanjutkan pendidikan minimal sampai S2. Pekerjaan impian ku juga sederhana yaitu menjadi dosen dengan tujuan agar bisa terus belajar dan berbagi ilmu dengan semua orang. 

Secara penampilan aku juga sederhana, aku dalam membeli barang-barang selalu mempertimbangkan apakah itu kebutuhan atau hanya keinginan, jika memang kebutuhan untuk membeli itu pun harus nabung dulu, kalau mendesak terpaksa mencicil, tapi kalau cuma landasan pengen itu aku harus mikir lagi, kecuali emang ada uang lebih sedikit, gak papalah, kasih reward untuk diri sendiri, tapi itu jarang terjadi juga. Dan aku sangat jarang berbelanja bisa dilihat di postingan-postingan aku dimana aku memakai baju atau barang yang sama berkali-kali bahkan udah beda tahun dan barangnya masih di pakai.

Contoh lain aku orang yang simple adalah, aku ketika sedih atau marah aku akan selalu melepaskannya pada waktu itu dan kepada orangnya langsung, atau pokoknya semua emosinya dilepaskan pada hari itu juga, besoknya kembali seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Apakah aku menyimpan dendam pada mereka, jawabannya tidak, karena gak penting lagi. Bagi aku pribadi cukup tau aja emang begitu kepribadian orangnya, atau semua itu menjadi catatan biar di masa depan tidak terulang lagi. Cukup sampai disitu aja. 

Contoh lainnya, aku tidak terlalu iri jika orang-orang disekitarku memiliki banyak barang baru, memiliki banyak pacar / seorang pacar yang green flag banget, atau banyak teman yang bisa jalan-jalan kesana kesini, atau hal lainnya. Aku hanya iri kepada orang yang punya kesempatan belajar atau bekerja di luar negeri, karena itu impian banget untuk aku. Aku selalu mengatakan pada diriku sendiri, suatu hari aku harus bisa kesana. Mereka bisa kenapa aku tidak. Almost everyday I say that. Sedihnya bahasa inggris aku masih belum meningkat, bukannya meningkat, malah makin merosot… huhuhuhu…

Contoh lain aku orang yang sederhana, dalam keseharian aku makannya emang pemilih tapi gak sulit kok, asal ada nasi sama telur, atau nasi sama sayur kangkung, nasi sama tahu, sudah cukup bagi aku. Makanan mewah aku hanya berputar di rendang daging dan goreng ayam. Makanya jika teman-teman bawa aku makan di tempat makanan mewah dan mahal-mahal aku langsung bingung mau makan apa ?, salah pilih nanti bahaya, udah lah makanannya mahal gak cocok pula di lidahkan. Maklumlah biasa di rumah dicemilin sama ubi rebus atau gak keripik pisang, Mantap bangeet. Aaaa…. rindu keripik ubi mama lah…

Ya begitulah, aku orangnya sangat sederhana, dengan mimpi yang sangat sederhana pula, tapi sangat berharga (bernilai mahal) bagi ku dan aku masih kesulitan untuk mewujudkannya menjadi nyata. Aku harus bekerja lebih keras lagi dan harus menabung juga karena mimpiku membutuhkan biaya yang cukup besar juga untuk aku si pemilik dompet UMR. 


Cukup panjang juga ya cerita ini, sebenarnya masih banyak yang ingin aku ceritakan, tapi sampai disini dulu ya, nanti kita lanjut di chapter selanjutnya. Beginilah aku, sekali dikasih kesempatan bercerita, cerita nya gak pernah habis-habis, mungkin yang membaca akan langsung bosan karena melihat panjang nya tulisan ini.. Maaf ya semuanya, tapi aku sangat berharap teman-teman yang membaca suka dan tidak merasa bosan. Tulisan ini hadir dengan niat untuk berbagi pengalaman dan ilmu. Semoga suka.. Sampai jumpa di bab selanjutnya. XOXO

DAY 1 #30DayWritingChallenge

Posting Komentar

0 Komentar